Assalamualaikum wr. wb..
Hari ini seorang ibu bercerita kepada saya tentang kekhawatiran dirinya terhadap anaknya. Sebenarnya lebih kepada perasaan bersalah sang ibu karena merasa takut tidak dapat membiayai kebutuhan sang anak.
Pada mulanya sang ibu bertanya pada saya tentang jurusan apa yang saya ambil. Kemudian beliau bertanya mengenai biaya kuliah saya. Ekspresi sang ibu berubah ketika mendengar sejumlah angka yang saya sebutkan. Padahal biaya kuliah saya tidak terlalu besar jika dibandingkan biaya perkuliahan dengan sistem UKT sekarang.
Lalu ia berkata, "anak ibu sekarang duduk di bangku SMA kelas satu." Lalu ia menyebutkan nama sekolah yang cukup berprestasi dan menjadi kebanggan di daerah kami tempat anaknya bersekolah. Sang ibu lalu berkata, "Kemarin anak ibu bilang begini sama ibu, 'ma, nanti aku mau lanjut kuliah ya ma. untuk apa adek sekolah kalau cuma sampe tamat SMA."
Sang ibu melanjutkan,"Ternyata biaya kuliah besar juga ya. Ibu bingung mau jawab apa kepada anak ibu. Untuk biaya dia bersekolah di SMA itu saja rasanya sudah terlalu besar. Terkadang ibu bingung mau bagaimana. Ayahnya nggak kerja, penghasilan ibu nggak seberapa. Tapi dia ingin sekali melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Buktinya dia sudah kepikiran tentang itu dari sekarang padahal dia baru duduk di kelas satu SMA. ini berarti dia sangat ingin kuliah kan ?" sang ibu bertanya pendapat saya.
"Sebenarnya biaya kuliah itu beda2 tiap fakultasnya bu. Tergantung fakultas apa yang dikehendaki. Tapi kalau diperkuliahan anak ibu juga bisa ngajuin beasiswa. Soalnya banyak juga beasiswa yang ditawarkan untuk mahasiswa apalagi kalau anak ibu pintar. Kesempatan dapat beasiswa akan lebih besar juga." Sebenarnya saya bingung mau jawab apa. Saya sendiri tidak yakin dengan jawaban saya mengingat kepentingan birokrasi yang seringkali menyulitkan mahasiswa.
Tiap tahunnya selama saya kuliah, tidak jarang saya menemukan adek2 tingkat saya yang mengundurkan diri dari kuliah karena tidak sanggup membayar, padahal mereka sudah lulus tes PTN dengan susah payah. Tapi mau apalagi ?
Kekhawatiran ibu ini ditambah lagi dengan biaya tempat tinggal dan biaya makan anaknya kelak. Saya benar2 tidak bisa menjawab apa-apa. Saya hanya bisa mendengarkan.
Seorang ibu ingin anaknya bahagia dan menuruti semua keinginan anaknya. Tapi keadaan terkadang tidak mendukungnya. Kekecewaan ibu ini terhadap diri sendiri terkadang lebih besar dari kekecewaan sang anak karena keinginannya tidak terpenuhi.
Melihat ibu ini, keinginan saya cuma mau membanggakan dan membahagiakan kedua orang tua saya. Terkadang saya sedikit malu ketika tiap bulan saya selalu menengadahkan tangan untuk meminta uang jatah bulanan saya disaat saya sendiripun jarang menanyakan kabar mereka dirumah.
Saya berpikir, apakah saya seringkali bersikap egois juga terhadap orang
tua saya sehingga menyebabkan beban pikiran juga bagi mereka ?
Entahlah.
Dan saya berharap saya tidak seperti itu.
0 komentar:
Posting Komentar