Kamis, 20 Februari 2014

Aku Sadar bahwa Aku Tak Sadar





Aku dilahirkan di Indonesia. Sebuah negara kepulauan dengan mayoritas penduduknya beragama islam. Umurku sekarang 20 tahun. Dimana pada usia ini aku diharapkan menjadi generasi muda yg dapat merubah nasib bangsaku untuk menjadi lebih baik lagi. 

Setiap hari yg disajikan untuk ku konsumsi adalah siaran media yang terus membahas para pejabat korup yg terus mencekik leher kehidupan negara ini, harga bahan pokok yg semakin melambung, rakyat kecil yg bertindak tidak sewajarnya akibat tuntutan ekonomi yg terus menerus datang bak bencana yg tidak ada habis2nya. Ya benar, "bencana". Negara ini juga tidak terlepas dari bencana alamnya. Kemarau, banjir, polusi, longsor, gempa, gunung meletus.. Siaran ini terus ditayangkan untuk disantap setiap hari hingga akhirnya tertanam dalam pikiranku "ah, ini negaraku. Negara yg begitu menyedihkan. Apalagi yg harus dibanggakan ? Pejabatnya yg terus silau akan harta, terlena akan kekuasaan, dan serakah demi meraup tiap rupiah yg bisa diambil. Rakyatnya yang pintar, yang tahu duduk permasalahannya tapi hanya berkoar-koar, mengeluh, dan marah dengan pemerintahan. 


Moral anak muda yg terus menerus menurun dengan drastisnya hingga hampir menyentuh kata bobrok. Atau aku harus bangga dengan kekayaan alam negeriku yg terus di gali oleh bangsa asing tanpa pernah memperkaya bangsaku sendiri." 

Aku malu, benar-benar malu. Aku marah dan rasanya begitu sesak. Semua bukan karena aku terlahir sebagai orang indonesia. Aku malu karena mengapa begitu mudahnya pikiran ini tertanam dan mengikis tiap rasa bangga dan hormatku kepada negeri ini. Aku marah karena mengapa dengan begitu mudahnya aku berlindung dibalik kata "keadaan" hingga ini bukan salahku karena aku hanya seorang gadis yg tidak ada apa2nya dan tidak punya hak karena aku hanya seorang diri dan aku begitu kecilnya dan tidak punya kekuatan untuk dapat mengubah bangsaku ini. "Keadaan" yang seperti inilah yang bisa kusalahkan. Dan rasanya begitu sesak. karena aku tak tahu harus berbuat apa untuk menyembuhkan luka negeriku dan luka hatiku yang terkadang ingin menjadi warga negara lain. 



Padahal ini bukan salah negeriku, mungkin aku harus segera sadar ini akibat AROGANSI manusia yang tak mengenal tuhannya, alamnya, dan jiwanya. Apakah Indonesia hancur karena rakyatnya seperti  aku-aku  lainnya ?

1 komentar:

rya'z zone mengatakan...

no, i didn't complain to my indonesia. i just judge my self. but thank's of your care for my country.. i hopen you are indonesian.