Assalamualaikum
saudaraku ^^
Semoga seluruh nafas
kita yang berhembus ini masih tetap setia diiringi dengan nama Allah swt yaa. Aamiin.
Marhaban Ya Ramadhan.
Ramadhan kali ini,
benar-benar penuh berkah dan rahmat dari-Nya. Sebenarnya setiap tahun dibulan
Ramadhan juga penuh dengan limpahan rahmat. ya
tapi kali ini dengan target baru, motivasi baru, dan inspirasi baru. Semoga setiap
tahunnya kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya. Aamiin.
Setelah kira-kira setengah
bulan berpuasa sendirian dikosan demi menuntut ilmu yang tertinggal dari
saudara-saudara seperjuangan yang lain di ladang ilmu fakultas kesehatan masyarakat,
akhirnya saya bisa pulang kekampung halaman yang kata temen2 yang lain sih
masih deketlah dibanding mereka yang pulang ke jambi, lampung bahkan tanah
minang. Hhehe, semangat yaa saudaraku. Mulai sekarang harus lebih berhemat lagi
karena kenaikan BBM yang melanda negeri yang menyebabkan mahalnya ongkos pulang
kampung apalagi menjelang Hari Raya Lebaran. Yang pasti setelah kesulitan pasti
akan datang kemudahan. Itu janji Allah loh. Jadi jangan meragukannya.
Ramadhan kali ini juga
penuh dengan kenangan indah. Keakraban keluarga yang semakin dirasa. Indahnya
hidup yang kadang terlupa, kini makin terasa. Alhamdulillah. Indahnya syukur
ituu.
Dan alhamdulillah lagi
saya masih diberi kesempatan lagi untuk sholat berjamaah dimushola kecil
kebanggaan komplek kami. Alhamdulillah ^^ . Tapi ( ada tapinya ni ) kata ibu
saya, mushola yang kecil ini semakin mendekati hari2 akhir bulan Ramadhan
semakin ada kemajuan. Maksudnya sih baris jamaahnya yang semakin maju kedepan
alias semakin sepiiiiii~ hahaa. Dan itu benar adanya. Yaa apa mau dikata. Yang
penting semoga amal ibadah kita ini diterima oleh Allah swt. Aamiin.
Dan ada cerita lucu nih
dari ayah saya. Saya nggak tahu pantas diceritakan atau tidak. Dan kalau saya
salah. Saya mohon ampun kepada Allah SWT atas khilaf dan salah saya ini. Jadi kejadiannya tepat dimalam ke-22 Ramadhan,
seusai solat tarawih dimushola kami yang kecil dengan jumlah jamaah sholat
tarawih yang sedikit pula. Ketika keluar Mushola, ayah saya teriak dengan
paniknya. Panik banget malah. “ Tertukar sendaaaaaallll, tertukaaaaar
sendaaal~~”
Ooh, ternyata sendal
ayah saya tertukar. Karena semua orang baru keluar masjid dan belum jauh
meninggalkan mushola sehingga masih bisa mendengar teriakan ayah saya. jadi
semua tetangga pada menoleh kebelakang sebentar untuk melihat ayah, melihat
kaki mereka, dan berlalu karena merasa sendal mereka tidak tertukar.
Terus kata ayah saya, “Biarlah,
biar besok saja ditanya siapa yang merasa tertukar sendal” Kata ayah pada
orang-orang yang masih ada dimushola. Ayah merasa sendalnya lebih besar dari
biasanya. Jadi itu bukan sendal milik ayah.
Ketika kami dijalan
pulang dari mushola ayah berkata lagi, “Besok mau diumumkan pakai mic”. Terus
kata ibu yang memperhatikan sendal ayah, “sepertinya itu memang punya ayah deh.”
“Ah masa lebih besar bu
?” jawab ayah
“Tapi sepertinya memang
punya ayah.”
Aku menambahkan, “Iya
yah, habis ketika ayah teriak semua langsung berhenti, melihat sendalnya, terus
pada pergi semua. Artinya kan nggak ada yang merasa tertukar.”
Hahahaha. Aku dan ibu
tertawa mengingat bagaimana ayah teriak-teriak pada semua orang.
“Ah masa sih ?” Ayah
bergumam.
Dan setelah sampai
rumah, sendal hitam ayah diperhatikan lagi oleh beliau. Ibu menambahkan. “Ah
itu memang punya ayah, mungkin karena tersiram air hujan jadi lebih melar
sedikit.” Aku tetap senyum-senyum.
Dan pada akhirnya ayah
menerima kenyataan kalau itu memang sendalnya sendiri. Dan beliau bilang “Berarti
besok kalau ada yang tanya, ayah jawab sendalnya sudah dikembalikan langsung oleh
orang yang merasa tertukar.”
Hahaha :D ayah ayaahh.
Dan besoknya lagi,
ketika berdo’a bersama-sama sebelum sahur dengan ayah yang memimpin do’a beliau
berdo’a “Bismillahirahmanirahim, Allahumalakasumtu..”
“ Ehhhh~” aku dan ibu
berujar. Kemudian kami tertawa.
“Nawaitushaumaghadin
yaahh..” Ujarku. Dan kami tertawa bersamaa.
Ayaah ayah..
#geleng2kepala.
********************************************************
Ya Allah panjangkan
umur Ayahku, Ibuku, Saudara2ku, dan teman2ku.
Lindungi mereka,
sayangi mereka, Sehatkan mereka dan jadikan hidup mereka penuh limpahan rahmat
dari-Mu. Hanya pada-Mu hamba meminta, dan hanya pada-Mu hamba memohon. Aamiin Ya
Allah, Aamiin ya Rabbal alaamiin.
Tak lupa, do’a hamba
untuk saudara-saudara hamba yang sedang berjihad memperjuangkan agama-Mu disana,
Mesir, Palestina, dimanapun itu. Semoga Allah selalu melindungi kalian,
menguatkan hati-hati kalian, memberikan kesabaran yang luar biasa pada kalian
saudara-saudaraku. Tetap Semangat dan maafkanlah karena saya hanya bisa berdo’a
untuk kalian. Semoga Ujian yang diberikan untuk kalian cepat berlalu dan amal
ibadah kita yang penuh kekurangan ini, semua diterima oleh Allah SWT. Aamiin,
Lindungi mereka Ya Allah.
**Tetap semangat
memperbaiki diri Ya Saudaraku semoga kita dipertemukan diSyurga-Nya Allah
kelak, aamiin**
0 komentar:
Posting Komentar