Cerita gue bermulai dari kehidupan gue setelah melepas dasi abu-abu tercinta gue..
dasi silang yang cuma di pake anak2 smansa muara enim..
Dua hari setelah gue melaksanakan UN terakhir gue, Gue langsung merantau sebagai anak kos di palembang.
Di sana gue menuntut ilmu (bimbel maksudnya) dalam rangka untuk menghadapi perang akbar bagi anak-anak lulusan SMA yaitu SNMPTN.
#backsound :: lagu horor di sertai suara petir
yah, di sana ternyata gue terpisah dr teman2 seperjuangan gue semasa SMA kemarin.
Kebanyakan dari temen-temen gue pada bimbel di GO Merdeka, dan Ahmad dahlan.
Sedangkan gue bimbel di GO simpang Polda. Di sana gue bener2 ngerasain , betapa hampanya hidup tanpa seorang temen. Gak ada satu orangpun yang gue kenal.
*kok bahasa gue agak melankolis dikit yah ?
Maka dengan tekad kuat guepun bertekad mencari teman sebanyak-banyaknya. Tapi, apa daya....
ternyata anak-anak disana membentuk kelompok2 mereka sendiri.
hhuhu :'<
seminggu gue cm baru dpet teman satu org. Sagita Murni nm.nya. Tapi itupun hanya sekedar berangkat bareng dan jadi temen duduk bareng. kalo ngobrol paling sedikit dan bentar. Setiap malem , gue terus berdo'a supaya besok gue harus bisa dapetin temen lagi.
Akhirnya tuhan menolong, hari itu agit ( sagita ) tidak pergi bimbel. maka guepun jalan sendiri menuju t4 bimbel. Sesampainya di kelas gue di lantai tiga, gue memilih duduk di depan di sebelah anak yang memakai jilbab dan temannya. Mereka berdualah yg pada akhirnya menjadi teman yg bner2 akrab dg gue di tempet bimbel sampe sekarang. Walaupun kami gak pernah ketemu lagi karena setelah tiga minggu gue bimbel gue memutuskan berhenti sebab saya sudah diterima disalah satu ptn.
ngomong-ngomong selama perantauan gue yang cuma sebentar dan gak terlalu jauh dr rumah, ada kisah yang bener2 mengagumkan bagi gue. ( sebenernya sih biasa aja kali ya ? ).
Kisah ini tentang seorang Sahabat gue yang bernama Resti Cyntia Chaniago.
beliau ini adalah temen yang bener-bener memahami gue dan menjaga gue selama berada di SMA.
Karena sikapnya inilah, beliau sudah seperti ibu bagi gue. Karena itu gue memanggilnya dg sebutan "mak".
Suatu hari mak yang juga merantau di Palembang ini, tiba-tiba mengajak gue Jalan-jalan. Maka kami pun memutuskan untuk ke Palembang Square karena tempatnya dekat dngan tempat bimbel gue. Kami menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Kelamaan sih di Gramed.nya coz mau numpang baca komik :p
Setelah merasa cukup kami pun segera pulang dengan angkot, dan duduk di bangku paling belakang. Setelah berjalan sekitar 10menit naiklah seorang ibu-ibu dan duduk di sebelah kami. Jadi mak gue duduk diantara gue dan ibu2 tadi.
Ketika berada di tikungan curam dan menurun , tiba-tiba saja...
Pintu angkot di sebelah ibu tadi terbuka dan
Swingggggggggg.......
( angin bertiup kencang) dan yang terjadi adalah
Ibu itu hampir terpelanting ke jalan di tengah keramaian lalu lintas,
Gue pun tereak..
Aaaaaaaaaaaaarrrgggggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhtttttttttttttttttttt,.......
karena takut membayangkan kejadian selanjutnya.
Tapi, tangan itu dengan sigap terulur dan menggapai lengan Ibu tadi.
Yaaa..
itu adalah tangan mak gue..
Ternyata tangan itu telah menyelamatkan nyawa sang Ibu.
Dengan sekuat tenaga mak gue menarik ibu itu masuk kedalam mobil lagi.
*Mungkin karena didikan dr Paskibra dan Osis yang di terima Mak gue selama di SMA yang berhasil mendidik kesigapan dr mak gue kali ya..
deg, deg, deg, deg, deg, deg
jantung gue berdegup kencang melihat kejadian itu dan gue keringat dingin.
"makk !! mak hebat.. "
Ibu itu berterimakasih dengan mak gue dengan muka pucatnya
dan sopir angkot malah marah-marah.
mungkin bawaan khawatir juga sii..
Sopir :: " Mangkanya nutup pintunya
KUAT-KUAT donk !! Di
BANTING Jika perlu !! Kalo ada apa-apa GIMANA ?? "
sabar mang sabar..
Tapi yang pasti mak gue bener-bener keren deh..
#kangen mak yang bakal melanjutkan studynya ke Universitas Riau.
nie foto mak gue
sedangkan nie foto gue sama mak